Jalinan Media—Bertempat di Aula Asoka, Hotel Adeeva, Kepala Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu
(Kantor Bahasa), Dwi Laily Sukmawati, secara resmi menutup kegiatan Krida Duta Bahasa: Pelatihan
Penulisan Cerita Pendek Berbahasa Daerah Bengkulu Tingkat SMA/SMK/MA di Kota Bengkulu siang hari
ini, Sabtu (27/5). Krida Duta Bahasa ini merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan minat siswa SMA/SMK/MA dalam menulis cerita pendek berbahasa daerah sebagai
bagian dari upaya revitalisasi bahasa daerah (RBD) yang gencar disosialisasikan Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek.
Dari enam pertemuan yang dimulai pada 8 April 2023, 50 siswa SMA/SMK/MA se-Provinsi
Bengkulu dibimbing langsung oleh para narasumber agar dapat menciptakan cerpen berbahasa daerah
Bengkulu yang baik dan bernilai sastra serta kearifan lokal. Melihat antusiasme peserta, ketua
penyelenggara, Defita Juliansyah, berharap 50 cerpen yang dihasilkan peserta dapat dibuat menjadi satu
buku antologi cerpen.
“Awalnya kami hanya mengundang siswa dari Kota Bengkulu karena berbagai pertimbangan dan
keterbatasan. Akan tetapi, dikarenakan minat siswa dari luar kota juga besar terhadap kegiatan ini,
maka kami akhirnya turut mengajak siswa dari Kabupaten terdekat, seperti Bengkulu Tengah dan
Kepahiang,” jelas Defita.
Apa yang diungkapkan Defita senada dengan ucapan Windy Okta Melisa, siswa SMA Negeri 1
Bengkulu Tengah. Menurut dia, pelatihan yang diselenggarakan oleh Kantor Bahasa dan Ikatan Duta
Bahasa (Ikadubas) Provinsi Bengkulu ini memberikan banyak manfaat. Selain berhasil mendapatkan
teman baru dan ilmu, Windy merasa pengalaman untuk menulis cerpen berbahasa daerah Bengkulu
dengan baik dan benar juga amat penting. “Sebagai warga Bengkulu, saya senang dapat menulis cerpen
dalam bahasa Bengkulu.”
Dalam sambutannya, Dwi Laily mengungkapkan rasa harunya atas keberhasilan Ikadubas
Provinsi Bengkulu sebagai mitra dari Kantor Bahasa menyelenggarakan kegiatan dengan baik. Dia pun
mengamini keinginan Defita untuk membukukan cerpen peserta hasil dari pelatihan selama enam
pertemuan untuk dijadikan buku antologi cerpen. Untuk itu, Dwi Laily meminta kepada para duta
bahasa untuk dapat melakukan penyuntingan terhadap cerpen yang dihasilkan.
“Jangan sampai ada cerpen yang menggunakan bahasa daerah, tetapi bahasa daerah versi
bahasa Indonesia, atau malah bahasa daerah versi asing,” imbuh dia.
Sebelum menutup acara, Kepala Kantor berpesan agar semangat dari kegiatan ini jangan
berhenti sampai di sini. Dia juga mengajak para siswa untuk mengirimkan tulisan mereka ke Literabasa,
majalah dwibahasa Bengkulu-Indonesia terbitan Kantor Bahasa yang naik cetak dua kali dalam setahun.
Selanjutnya, penyelenggara membagikan hadiah lawang dan piagam kepada tiga peserta
terbaik, tiga peserta paling aktif, dan tiga peserta terniat, sebagai apresiasi kepada komitmen mereka
yang telah bersungguh-sungguh mengikuti kegiatan pelatihan selama hampir dua bulan. (JH)