Bahasa Bengkulu dialek Nasal adalah bahasa tutur yang dipakai oleh suku Nasal yang tinggal di Kecamatan Nasal dan Maje, Kabupaten Kaur. Secara umum, suku Nasal termasuk ke dalam bagian suku Melayu yang ada di Provinsi Bengkulu. Namun, bahasa ini memiliki keunikan dalam pelafalannya, seperti adanya perubahan bunyi konsonan [r] menjadi [kh] secara konsisten dalam setiap kata yang mempunyai huruf tersebut. Di samping itu, sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan oleh Tim Kamus Kantor Bahasa dan informasi dari masyarakat penutur bahwa “bahasa Nasal” saat ini mulai terpengaruh oleh bahasa suku pendatang, terutama para tunas muda yang tinggi tingkat mobilisasinya. Oleh karena itu, kita perlu melakukan penyelamatan aset budaya ini. Tentu, salah satunya melalu aktivitas pengembangan bahasa daerah, yaitu, penyusunan kamus dwibahasa.
Pada tahun lalu, kegiatan pengembangan “bahasa Nasal” ini juga telah dilakukan melalui pengambilan kosakata unik untuk diusulkan sebagai lema baru dalam KBBI. Namun, sejumlah kosakata yang telah dikumpulkan tersebut belum disusun menjadi sebuah kamus, baik dalam bentuk cetak maupun digital. Oleh sebab itu, pada tahun ini kegiatan pengayaan kosakta ini kembali dilanjutkan dan dikembangkan menjadi sebuah produk pelindungan bahasa daerah berupa tersusunnya kamus dwibahsa daerah-Indonesia.
Pengambilan data kosakata Nasal ini dilakukan di empat desa yang ada di Kabupaten Kaur, yaitu, Desa Tanjung Betuah dan Desa Gedung Menung di Kecamatan Nasal dan Desa Tanjung Baru dan Desa Tanjung Agung di Kecamatan Maje. Pengambilan data berlangsung selama empat hari, mulai tanggal 23—26 Januari 2024.
“Kami sangat senang dilibatkan dalam kegiatan pengambilan data tahun ini. Selama ini, kami hanya mendapat kabar saja kalau Kantor Bahasa intens melakukan pengayaan kosakata bahasa Nasal, tetapi tidak pernah mampir di desa kami. Oleh karena itu, hari ini kami sangat senang karena kami akhirnya dilibatkan.” kata Kepala Desa Tanjung Baru.
Sementara itu, Kepala Desa Tanjung Betuah mengatakan bahwa semua masyarakat Nasal yang diwakili oleh semua narasumbr yang berasal dari Desa Gedung Menung dan Tanjung Betuah akan terus mendukung kegiatan penyusunan kamus ini karena hasil kamus ini nanti sangat ditubutuhkan oleh anak-anak Nasal yang dari kecil sudah tidak terbiasa berkomunikasi dengan bahasa ibunya. “Kamus bahasa Nasal ini sangat penting bagi sebagai warga Nasal karena kami ingin bahasa nenek moyang kami ini akan terus ada sampai akhir zaman nanti.” Ysf.