Cerita ini tidak diketahui terjadi di mana maupun berasal dari marga apa, cerita ini adalah tentang seorang Anok Lumang yaitu anak yatim piatu yang tinggal sebatang kara dan miskin bernama Bujang Kurung. Ia tinggal di suatu kutei yang cukup sepi dan dikuasai oleh seorang Rajo. Meskipun Bujang Kurung adalah anak yatim piatu dan miskin tetapi ia memiliki tubuh yang kuat dan wajah yang tampan sehingga Putri anak Rajo jatuh cinta kepadanya. Mereka berdua lalu menjalin hubungan secara diam-diam agar tidak diketahui oleh para penduduk kutei. Suatu ketika Si Putri di lamar oleh seseorang dari kalangan bangsawan, tetapi karena Si Putri sudah jatuh cinta kepada Bujang Kurung ia menolak lamaran itu dengan kabur dan bersembunyi di rumah Bujang Kurung. Hal ini tentu saja diketahui oleh Rajo dan masyarakat di sekitar rumah Bujang Kurung, mereka kemudia beramai-ramai mendatangi rumah Bujang Kurung. Ternyata di sana mereka menemukan Putri Rajo sedang bersembunyi. Melihat itu Rajo sangat marah dan memerintahkan pengawalnya untuk menangkan Bujang Kurung untuk dihukum.
Bujang Kurung kemudian dibawa ke istana Rajo, di sana ia diletakkan di tengah-tengah lapangan untuk diadili bersama-sama. Rajo lalu berkata kepada Bujang Kurung “Wahai Anok Lumang, kau sudah menghina aku dengan menyembunyikan anak gadisku di rumahmu. Oleh karena itu kau harus didenda, apabila kau tidak sanggup membayar denda maka kau akan dihukum mati.”
Bujang Kurung lalu berusaha memohon ampun kepada Rajo “Wahai Rajo, aku tidak sengaja menyembunyikan Putri di rumahku. Tolong ampuni aku.” Meski Bujang Kurung sudah memohon tetapi Rajo tidak menghiraukannya karena ia memang ingin menyingkirkan Bujang Kurung, ia ingin anaknya menikah dengan bangsawan.
“Kalau kau tidak mau mati, aku ingin kau memagari halaman istana ini dengan gading dalam waktu satu malam.” Pada masa itu gading gajah adalah suatu benda yang sangat berharga dan bernilai tinggi, para saudagar dan bangsawan yang mendengar permintaan Rajo kepada Bujung Kurung juga merasa bahwa itu adalah permintaan yang mustahil dikabulkan oleh orang miskin seperti Bujang Kurung.
“Baik akan saya laksanakan.” Jawab Bujang Kurung, meskipun ia juga ragu dapat memenuhi permintaan Rajo.
Setelah ia dilepaskan untuk sementara, Bujang Kurung lalu berusaha mencari gading gajah di hutan. Ia berjalan jauh sekali keluar masuk hutan dan keluar masuk ladang hingga akhirnya ia menemukan Padang Gajah tempat para gajah tinggal. Sesampai di sana ia melihat sebuah pondok, Bujang Kurung kemudian mendekati pondok itu dan ia menemukan ada seorang anak gadis yang cantik sedang berdiam diri di sana. Gadis itu terkejut lalu berkata kepada Bujang Kurung “Berani sekali kau kesini wahai Anok Lumang! kalau rombongan gajah sudah kembali nanti kau akan mati diinjak-injak mereka!”
Bujang Kurung lalu menjawab “Aku harus mendapatkan gading, aku akan lebih baik mati diinjak gajah daripada mati dibunuh Rajo.”
“Baiklah kalau kuat tekadmu, kau bersembunyi dulu di dalam batang Pinang sampai mereka datang” Bujang Kurung lalu disembunyikan oleh gadis tersebut di dalam batang pinang. Tidak berapa lama rombongan gajah pulang dan ia menghampiri gadis tersebut.
“Sejak aku tiba di padang ini tadi aku sudah mencium adanya bau manusia selain kau, tunjukkanlah pada kami manusia yang kau sembunyikan itu anak gadis!” Kata Si Gajah. Si Gadis kemudian berbohong dan mengatakan tidak ada manusia di sana tetapi Si Gajah terus memaksa akhirnya Si Gadis berkata jujur.
“Benar aku menyembunyikan seorang manusia karena dia sedang terdesak dan terancam hukuman mati.” Kata si Gadis.
“Apa masalahnya sampai dia terancam hukuman mati wahai Gadis?” tanya Si Gajah. Si Gadis lalu bercerita kejadian yang telah dialami Bujang Kurung sampai ia dihukum dan diancam oleh Rajo “Saya mohon bapak-bapak Gajah tidak meminta apapun kepada dia karena dia ke sini sangat terdesak dan mempertaruhkan nyawanya, jika tidak terdesak sudah tentu tidak mungkin dia akan datang ke sini.” Kata Si Gadis.
“Baiklah kalau begitu kami bisa membantu Bujang Kurung dengan syarat dia harus sanggup bertanggung jawab menjaga engkau sebagai ganti kami yang telah membantunya lolos dari hukuman mati.” Jawab Gajah.
Si Gadis lalu menyampaikan persyaratan yang dikatakan oleh Si Gajah, Bujang Kurung lalu menyanggupi permintaan Si Gajah. Ia lalu pulang mengajak Si Gadis untuk tinggal di pondoknya. Malam itu juga para Gajah datang berbondong-bondong memagari halaman istana Rajo dengan gading dan selesai dalam waktu semalam.
Rajo sangat terkejut keesokan paginya karena melihat pekarangannya sudah dipagari oleh gading-gading yang sangat besar. Ia sedikit kesal karena tidak berhasil membunuh Bujang Kurung, tidak lama ada seseorang yang menyampaikan bahwa Bujang Kurung lagi-lagi membawa seorang perempuan tinggal di rumahnya. Kabar itu dijadikan senjata oleh Rajo untuk menjebak Bujang Kurung lagi, maka dipanggilnya Bujang Kurung “Aku dengar kau mengajak seorang gadis lagi tinggal di rumahmu, padahal kau baru saja diampuni karena kesalahan yang sama, apa kau benar-benar ingin mati hah?!”
Bujang Kurung lalu menjawab “Tentu saja saya ingin hidup Rajo, ada alasan kuat mengapa aku membawa anak gadis itu kerumah.”
“Kau harus dihukum sekali lagi, jika kau tidak bisa membuat sekeliling halamanku yang sudah dipagari gading ini berkilau seperti kilauan air lautan maka kau akan dihukum mati.” Kata Rajo.
Bujang Kurung kemudian tidak memiliki pilihan untuk menolak. Bujang Kurung kemudian kembali mengembara untuk mencari cara memenuhi permintaan Rajo. Dalam perjalanannya ia sampai di pinggir pantai dan bertemu dengan seekor Rajo Ikan raksasa, ia kemudian menceritakan permasalahan yang ia alami.
Rajo Ikan kemudian mengajak Bujang Kurung naik ke punggungnya dan membawanya ke sebuah pantai. Di pantai itu sudah ada menunggu seorang anak gadis, ia lalu terkejut melihat Bujang Kurung. Rajo Ikan lalu berkata “Kalau kau mau pertolonganku maka syaratnya adalah bahwa kau harus membawa pulang gadis ini dan menjaganya di rumahmu.”
Bujang Kurung lalu menyanggupi permintaan Rajo Ikan tadi. Malam itu juga Rajo Ikan membuat kolam yang luas di pekarangan istana dengan air yang berkilauan seperti air lautan. Rajo semakin kesal setelah mengetahui ternyata Bujang Kurung berhasil lagi menyelesaikan tantangan darinya. Ia kemudian memikirkan cara untuk membunuh Bujang Kurung.
Tidak lama kemudian dia mendengar kabar bahwa Bujang Kurung telah membawa dua orang gadis sekaligus ke dalam rumahnya, Rajo kemudian kembali memanggil Bujang Kurung karena perbuatannya. Kali ini ia meminta Bujang Kurung untuk menggali sebuah sumur yang sangat dalam hingga dapat sampai ke surga. Bujang Kurung lalu memenuhi permintaan Rajo karena takut dibunuh.
Setelah ia selesai menggali kembalilah ia naik ke atas. Di atas Rajo menyuruh Bujang Kurung terjun ke dalam sumur dengan iming-iming bahwa ada surga di bawahnya. Tetapi Bujang Kurung tidak bisa dibodohi, ia lalu berkata “Mengapa tidak Rajo saja yang melompat duluan supaya dapat melihat surga lebih dahulu.” Rajo yang telah termakan kebohongannya sendiri lalu melompat ke dalam sumur, tidak berapa lama kemudian disusul oleh istrinya karena mengira bahwa Rajo benar-benar telah sampai di surga, kemudian disusul lagi oleh saudara-saudaranya hingga semua orang dalam pemerintahan yang zalim itu telah masuk ke dalam sumur. Akhirnya tersisalah Bujang Kurung seorang, tanpa dia sadari bahwa hewan-hewan yang ia temui telah menguji dirinya apakah ia layak menikah dengan Sang Putri yang menyamar menjadi dua orang gadis tadi. Bujang Kurung lalu menikahi Sang Putri dan memimpin kutei itu menggantikan Rajo yang zalim.
Peneliti : Riqqah Dhiya Ramadhanty
Penutur : Djuria
Daerah Persebaran : Kabupaten Rejang Lebong