Ada seorang raja dan permaisuri mempunyai anak gadis yang sangat cantik, Beteri namanya. Raja dan permaisuri mengharapkan agar Beteri segera menikah, dan segera memilih orang yang Beteri sukai. Dan Beteri pun ingin memilihnya sendiri, dan Beteri ingin jodohnya itu adalah orang yang mempunyai nafas panjang, yang mampu menggendong Beteri menaiki tebing dua tingkat tanpa harus menarik nafas panjang orang semacam itulah yang dipilih Beteri. Maka raja memerintahkan hulubalang untuk mengumumkan sayembara. Sayembara yang ditujukan kepada para Bujang Bekurung. Para Pemuda, untuk dipilih menjadi suami Beteri.
Kabar Beteri akan mencari jodoh pun tersebar ke seluruh desa. Dan sang Piatu pun mendengarnya. Maka ia berniat ikut sayembara itu agar bisa menjadi suami Beteri. Nenek sang Piatu sangat meragukan kemampuan sang Piatu, karena sang piatu jelek dan bertubuh kecil. Tapi sang Piatu yakin.
Maka berkumpulah para Bujang Bekurung untuk mengikuti sayembara. Mereka berkumpul di alun-alun. Termasuk juga sang piatu. Majulah Bujang Bekurung yang elok dan tampan wajahnya, mulai melaksanakan sayembara, ia gedong Beteri berlari menaiki tebing, di sebelahnya ada Hulubalang yang mengawasi dan jadi juri. Baru mau menaiki tebing, Bujang Bekurung mengambil nafas panjang, dan Hulubalang berteriak, “Kamu Gagal, bukan orang semacam kamu yang Beteri cari. Kemudian bergantian para Bujang Bekurung yang lain, semuanya gagal, tak ada yang bernafas panjang.
Kemudian majulah Sang piatu ingin mengikuti sayembara, semua yang hadir tertawa termasuk juga raja, “Wahai Piatu, apakah kamu sanggup, lihatlah badanmu kecil,”ujar sang Raja.
“Lihatlah dulu sang raja,” kata Sang Piatu. Maka digendonglah Sang Beteri oleh Sang Piatu, menaiki bukit, saat tiba di bawah bukit, sang Piatu bertanya kepada sang Putri, apakah sang Putri mau Jambuuuuuu, katanya sambil menghembuskan nafas. Putri diam saja. Saat mulai menaiki bukit ke dua, sang Piatu bertanya kepada sang Beteri, “wahai Beteri, apakah kamu ingin Buah dukuuuuuuuhh?” katanya sambil menghela nafas lagi. Begitu seterusnya hingga sampailah Sang Piatu ke atas bukit dengan menggendong Beteri. Sang Beteri pun memilih sang Piatu sebagai suaminya. Hiduplah sang Piatu beristrikan Beteri sang Putri raja di Istana, bersama neneknya.