
Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu di bawah Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Pelindungan dan Pemodernan Bahasa dan Sastra mengadakan kegiatan Revitalisasi Sastra Lisan Bagi Tunas Muda Sastra di Kabupaten Rejang Lebong. Kegiatan ini diadakan selama tiga hari, yakni dari tanggal 15—17 Juni 2022 di aula Hotel Griya Anggita, Curup.
Koordinator KKLP Pelindungan dan Pemodernan Bahasa dan Sastra KBP Bengkulu, Ferdiana Angraini mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk melindungi, melestarikan, serta menjaga keberadaan sastra daerah di Kabupaten Rejang Lebong, khusunya satra lisan; Geritan, Sambei, dan Rejung agar tidak punah.
Narasumber kegiatan ini adalah maestro ketiga sastra lisan tersebut, yakni Samsul Hilal (maestro Geritan) didampingi oleh Bapak Juriah, M.Baksir (maestro Sambei) didampingi Ibu Marsini, dan Nasrul Dahori (maestro Rejung).
Kegiatan ini diikuti oleh 24 peserta yang merupakan siswa kelas 8 dari 5 SMP di Kabupaten Rejang Lebong.

Kegiatan ini merupakan kegiatan yang berkelanjutan, dimana setelah pembinaan tunas muda sastra ini, akan diadakan festival sebagai hasil dari kegiatan Revitalisasi Sastra Lisan bagi Tunas Muda Sastra di Kab. Rejang Lebong. Festival ini direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Agustus mendatang.
Peserta kegiatan terlihat semangat dan antusias. “Kami sangat senang di sini. Kami mendapatkan teman baru serta ilmu kebudayaan Rejang Lebong. Kami berharap suatu hari nanti ada lagi kegiatan ini agar kami bisa belajar lebih dalam lagi.” Kata Meky Jely Martin (peserta dari SMP Negeri 2 Rejang Lebong).
Peserta kegiatan dibagi ke dalam 3 kelompok, yakni kelompok Rejung, kelompok Geritan, dan Kelompok Sambei. Ketiga kelompok ini mempelajari secara langsung penuturan sastra lisan kepada maestronya. Di hari ke-3 ini, peserta sudah cukup lancar menuturkan sastra lisan ini disertai dengan iramanya masing-masing.
Nasrul Dahuri (Maestro Rejung) mengatakan bahwa mereka senang dengan perkembangan pesat peserta yang hanya dalam tiga hari ini sudah cukup fasih melafalkan sastra lisan di kelompoknya masing-masing. Hanya saja, masih sedikit perlu dipoles melalui pembinaan berkelanjutan nantinya agar benar-benar sesuai. Nasrul juga mengatakan bahwa pewarisan budaya ini sangat penting dilakukan, tapi jarang ada kegiatan pelatihan seperti ini.
Comments are closed