Seekor monyet besar masuk ke kebun pak Paru. Dia menghabiskan tebu, ubi jalar,dan papaya milik pak Paru.
“Bagaimana ya Bu, agar monyet besar itu bisa ditangkap?”tanya pak Paru kepada istrinya.
“Bagaimana kalau kau pura-pura mati saja pak, lalu aku panggil monyet besar itu,” jawab Bu Paru.
Setiap pagi monyet besar itu masuk ke kebun ibu Paru. Ibu Paru pura-pura menangis dan dia kelihatan sangat sedih. Tiba-tiba monyet besar itu menghampiri Ibu Paru, dan menanyakan, mengapa Ibu Paru menangis. Lalu ibu Paru mengatakan bahwasannya pak Paru sudah meninggal dan ibu Paru meminta Monyet besar itu memanggil semua hewan yang berada di hutan. Lalu monyet besar itu memanggil hewan-hewan yang ada di hutan, termasuk kancil, rusa, siamang dan lainnya.
Setelah semua hewan berkumpul, lalu kancil berkata. “Biar aku duluan yang meratapi kematian pak Paru dan yang lainnya harus mengikuti kata-kata saya,” ujar kancil. Lalu kancil meratapi kematian pak Paru.
“Kancil-kancil, Gal, kelihatannya seperti bodoh atau bigal, pak Paru tidak meninggal, saya sudah tahu akal orang, pemenggal sudah disiapkan di atas kepala,” ratap kancil. Setelah kancil selesai meratapi kematian pak Paru, lalu berganti binatang lain yang meratapi kematian pak Paru. Kata-kata mereka sama dengan kata-kata yang sudah kancil ucapkan. Mendengar ratapan kancil dan teman-temannya, bahwa pak Paru sebenarnya tidak mati, maka monyet besar sangat marah.
Setelah semua selesai meratapi pak Paru, gentian ibu Paru yang meratapi kematian pak Paru.
“Saya sangat bingung memikirkan Paru setelah bapaknya meninggal, siapa lagi yang akan menjaga dan menghidupi Paru,” ratap ibu Paru. Mendengar ratapan ibu Paru, monyet besar langsung berkata. “Ibu Paru tak usah sedih dan bingung, karena masih ada saya, ke air saya mendapatkan ikan, ke darat saya mendapatkan buah.”ujar monyet besar. Monyet besar berniat menikahi ibu Paru, kemudian berniat memakamkan pak Paru. Kemudian ibu Paru meminta monyet besar untuk memasukkan pak Paru ke dalam keranjang dan mengikatnya. Monyet besar mencari tali besar di hutan, kemudian ibu Paru meminta monyet besar agar memotong kecil-kecil tali itu dengan menggigitnya. Saat monyet besar sibuk menggigit tali, tiba tiba pak Paru bangun dan berhasil membunuh monyet besar. Setelah monyet besar mati, maka amanlah kebun pak Paru karena kebun pak Paru tidak ada yang mengganggu.
Comments are closed